Herman Khaeron- Kenaikan Harga Cabe Tidak Wajar, Bisa Saja Terjadi Akibat Spekulan

Harga cabe di beberapa daerah, melonjak. Sejak Oktober 2023, harga cabe, yang biasanya di kisaran Rp 40 ribu per kilogram (kg), terkerek menjadi Rp 75 ribu.

Bahkan, di Jakarta, harga cabe sangat “pedas”. Berdasarkan data Info Pangan DKI Jakarta per Rabu (13/12/2023), harga cabe rawit meroket ke angka Rp 105 ribu per kilogram. Di Pasar Tanah Abang, harganya mencapai Rp 120 ribu per kilogram.

Kenaikan harga cabe rawit, membuat Presiden Jokowi turun tangan. Jokowi, blusukan ke pasar di Pekalongan, Jawa Tengah. “Apa sulit sih tanam cabe. Sulit? Sulit karena hama atau karena bibit?” tanyanya.

Jokowi meminta, lahan pertanian cabe terus ditingkatkan, agar produksi bisa naik dan harga dapat diturunkan.

“Saya kira harga yang masih tinggi itu beras, cabe. Ini ada masalah pasokan, ada masalah distribusi, karena di sebuah provinsi ada harga cabe rawitnya Rp 50 ribu, tapi di Jawa ada yang Rp 110 ribu-Rp 130 ribu,” kata Jokowi, dalam Rapat Kabinet Paripurna.

Bukan hanya ibu rumah tangga yang kelimpungan karena naiknya harga cabe.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kali Lima Indonesia, Ali Mahsun Atmo mengaku, kenaikan harga membuat para pedagang pasar juga mengeluh.

Ia pun meminta Pemerintah serius menangani masalah ini. “Pertama, operasi pasar, walaupun tidak efektif. Kedua, Pemerintah khususnya Kemendag, Pemerintah Daerah wajib mensubsidi logistik transportasi kebutuhan pokok. Biaya logistik juga mahal,” anjurnya.

Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron menduga, ada yang tidak wajar dalam kenaikan harga cabe. Kata dia, ada spekulan yang bermain dalam hal ini. “Para pemain-pemain kartel dan spekulan mungkin sedang bermain,” duganya.

Untuk lebih jelasnya, berikut wawancara dengan Herman Khaeron terkait kenaikan harga cabe di beberapa daerah.

Harga cabe lagi pedas-pedasnya. Tanggapan Anda?

Memang, biasanya komoditas yang cepat busuk pada musim hujan, apalagi setelah melewati masa panen raya, harga kebutuhan melonjak karena permintaannya tetap, namun produksi menurun.

Lalu, apa yang mesti dilakukan agar harga cabe menurun?

Pemerintah siap-siap harus melakukan operasi pasar untuk menekan tingkat harga. Pemerintah juga harus memindahkan stok cabe ke wilayah-wilayah yang memang membutuhkan, sehingga harganya bisa stabil.

Apakah kenaikan harga ini wajar?

Saya kira tidak wajar. Kok, harga cabe sampai Rp 120 ribu per kilogram.

Jika tidak wajar, apa penyebabnya?

Bisa saja ada permainan spekulan di balik kenaikan harga yang tinggi ini.

Apa solusi untuk Pemerintah?

Untuk antisipasinya, suplainya harus dipenuhi. Inilah tugas negara untuk mengatur perwilayahan komoditas yang menjadi konsumsi masyarakat.

Apa lagi yang perlu dilakukan?

Kementerian Perdagangan juga harus melakukan intervensi terhadap pasar-pasar yang kenaikan harganya sudah tidak masuk akal.

Dengan cara apa?

Dengan cara melakukan pemindahan atas komoditas tersebut. Cabe di daerah yang tidak mahal, dibawa ke daerah yang mahal.

sumber: rakyatmerdeka