Ratusan Pelaku UMKM Diberikan Pemahaman Terkait Literasi Keuangan

Ratusan pelaku UMKM di wilayah kota dan Kabupaten Cirebon, serta Kabupaten Indramayu mengikuti Diklat UMKM dengan tema ‘Literasi Keuangan Sebagai Pembekalan UMKM’.

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, H. E. Herman Khaeron memberikan langsung materi mengenai literasi keuangan kepada para pelaku UMKM. Diklat UMKM ini sendiri yang ke sekian kalinya dilakukan untuk terus membina para pelaku UMKM yang ada di wilayah Kota/Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu.

Pembina UMKM Mitra Sehati Kota/Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu, dr. Hj. Ratnawati M.KKK mengatakan, Diklat ini merupakan rangkaian dari beberapa kali pendidikan dan pelatihan para UMKM. Sebab menurutnya, UMKM yang hadir ini rata- rata yang sudah bergabung lama dengan UMKM Mitra Sehati.
“Sehingga tadi, Pak Herman Khaeron menginginkan agar UMKM ini tidak jalan di tempat, harus terus berkembang,” kata Ratnawati.
Ratnawati menambahkan, selama ini, para UMKM ini mendapatkan pelatihan dari mulai belum mempunyai PIRT, NIB, sertifikat halal hingga saat ini sudah mempunyai branding. Artinya, menurut Ratnawati, pendidikan dan pelatihan bagi para UMKM diberikan mulai dari awal hingga para UMKM berkembang dan maju. Para pelaku UMKM ini juga dibekali dengan pengetahuan digital marketing agar mereka terus berkembang.
“Itu yang kita tetap bina sampai sekarang. Tadi Pak Herman juga ingin mereka sebagai agen di daerahnya untuk menularkan ilmu yang sudah didapat dari pelatihan dan pendidikan yang selama ini mereka dapat,” katanya.

Menurut Ratnawati, mereka juga diajak untuk mempunyai perencanaan secara keuangan. Dalam arti, mereka tidak hanya sebagai pedagang saja, namun juga nantinya dilatih menuju kepada seorang wirausaha.

“Jadi penekanan literasi keuangan ini juga, mereka misal menghitung untung rugi dengan presisi. Jadi tidak saja bahwa dua ribu itu sudah untung, tapi biaya produksi mereka belum keluarkan dari keuntungan itu,” tuturnya.

Sementara mengenai kendala kemasan atau branding bagi para pelaku UMKM, Ratnawati mengatakan, UMKM Mitra Sehati juga sudah merencanakan membuat rumah kemasan di tiap kabupaten, selain nantinya ada mobil UMKM untuk menjangkau pemasaran. Ratnawati mencotohkan salah satu rumah UMKM di Kota Cirebon, yakni produksi abon lele yang satu daerah berjualan atau memproduksi abon lele yang pada akhirnya mereka bersaing

“Sehingga kami berikan mesin cetak satu merek satu nama, tetapi mereka semua itu berkumpul jadi tidak ada lagi persaingan. Hal ini yang akan kita bina di masing- masing kabupaten nanti ada rumah kemasan, karena pernah juga kami memberikan alat untuk menutup seal ternyata mereka tidak bisa pakai karena daya listrik tidak cukup ya sudah kami kepikiran harus ada rumah kemasan,” imbuhnya. (Iskandar)

sumber: pikiran-rakyat

Anggota Komisi VI DPR RI, Dr Ir H Herman Khaeron MSI mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah di Kabupaten Indramayu untuk terus berkembang dan naik kelas.

Hal tersebut disampaikan Herman Khaeron, saat kegiatan Sosialisasi Informasi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Tahun Anggaran 2022, di Hotel Wiwi Perkasa Indramayu, Sabtu, 17 September 2022.

Dikatakan, kegiatan ini merupakan kerjasama antara Komisi VI DPR RI dan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI.

Tujuannya untuk mendorong UMKM dan perseorangan untuk mendaftarkan usahanya melalui pelayanan perizinan berbasis aplikasi online single submission atau OSS.

Herman Khaeron mengatakan, dalam kegiatan ini puluhan pelaku usaha UMKM dan perseorangan telah diberikan sosialisasi tentang informasi perizinan berusaha melalui OSS.

“Kitai ingin mendorong usaha skala ultra mikro untuk bisa meningkatkan skalanya. Caranya adalah dengan memberikan kemudahan kepada mereka untuk memiliki nomor induk berusaha (NIB). Caranya sangat mudah dan gratis,” ujar Hero, sapaan akrab Herman Khaeron.

“Mudah-mudahan sosialisasi ini akan membuat pelaku usaha di daerah ini bisa memiliki legalitas usahanya. Melalui pelayanan perizinan OSS, bisa lebih mudah dan cepat,” kata Herman Khaeron.

Selain masalah perijinan, kata Hero, pemerintah juga telah memberikan kemudahan dalam masalah permodalan. Yaitu dengan ditunjuknya BRI sebagai holding bagi usaha ultra mikro, dengan anggota Pegadain dan PNM. Melalui dua lembaga ini maka akan lebih mudah dibandingkan kalau harus ke bank.

Ia juga secara pribadi akan mendukung pelaku usaha di Indramayu untuk tumbuh dan berkembang dengan berbagai program baik pendampingan, sosialisasi serta permodalan.

Hero berharap, melalui sosialisasi yang dilakukan bersama Kementerian Investasi ini diharapkan dapat mempermudah pelaku usaha di daerah untuk bisa mengurus NIB dengan cepat dan mudah. Jadi untuk legalitas usaha mereka bisa diperoleh dengan mudah.

Sementara itu, Direktur sistem layanan elektronik infrastruktur dan jaringan Kementerian investasi/BKPM RI, Mochamad Firdaus mengatakan layanan perizinan OSS ini sebenarnya sangat mudah. Di beberapa daerah, grafik penerbitan NIB melalui OSS juga terus meningkat.

Kemudahan dalam membuat perizinan terlihat dari grafik terbitkan nomor induk berusaha berdasarkan data dari Pelayanan perizinan berbasis aplikasi online single submission atau OSS.

“Kita terus dorong pelaku usaha di daerah untuk bisa memiliki NIB melalui OSS. Kita permudah caranya dan sistem dalam OSS juga dibuat dengan metode yang sederhana,” kata dia.

Di Kabupaten Indramayu sendiri, top bidang usaha yang melakukan perizinan masih didominasi oleh bidang usaha perdagangan eceran, perdagangan padi dan palawija.

Sementara itu di Kabupaten Indramayu, data pelaku usaha melalui OSS juga terintegrasi dengan pemerintah Kecamatan. Artinya, data pelaku usaha yang telah terdaftar melalui OSS dapat diakses oleh pemerintah Kecamatan, sehingga pemerintah Kecamatan bisa mengetahui jumlah pelaku usaha di wilayahnya masing-masing.

sumber: radarindramayu