hermankhaeron.info – Pemerintah diminta untuk menjaga kenaikan harga pangan saat Ramadhan dan Idul Fitri 1437 Hijriah tidak terlalu tinggi. Setidaknya jangan  melebihi 20 persen agar tidak membebani masyarakat.

“Kalau mengukur kenaikan harga biasanya sekitar 10-20 persen. Harus dijaga jangan sampai melebihi itu,” kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron di Jakarta, Rabu (18/5/2016).
 
Ia menyebutkan, pihaknya menginginkan komoditas beras sebagai bahan pangan pokok harus tersedia dengan cukup dan mudah diperoleh.
 
Sedangkan yang kedua, lanjutnya, adalah beragam daging seperti sapi, ikan dan ayam, yang diperkirakan juga berpotensi mengalami kenaikan harga. “Suplainya harus disesuaikan dengan tingkat permintaan,” kata politisi Partai Demokrat itu.
 
Untuk itu, ujar dia, berbagai pihak terkait juga perlu mengamankan pola distribusi sehingga benar-benar dapat tersalurkan ke berbagai daerah dengan baik dan tepat.
 
Sebagaimana diwartakan, Perum Bulog menggandeng masyarakat menjadi bagian dalam jaringan distribusi bahan pangan melalui Program Rumah Pangan Kita (RPK) sebagai upaya menstabilkan harga pangan.
 
Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti di sela peluncuran Program Rumah Pangan Kita di Jakarta, Senin (9/5), menyatakan RPK merupakan gerai pemasaran bahan pangan dan produk industri pangan strategis yang dibentuk untuk memotong rantai distribusi sehingga makin mendekatkan produsen dan konsumen.
 
Melalui RPK, lanjutnya, masyarakat diajak untuk menjadi mitra usaha Bulog dalam jaringan distribusi bahan pangan strategis seperti beras, gula, minyak goreng, terigu, daging bahkan nantinya juga cabai dan bawang merah.
 
Sebelumnya, pemerintah menyatakan akan memperkuat pasokan dan distribusi pangan nasional untuk menjaga stabilitas harga sebagai persiapan menghadapi Ramadhan pada Juni 2016.
 
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Senin (25/4) mengatakan persiapan itu dilakukan karena kondisi cuaca yang sulit diprediksi berpotensi menggeser waktu panen dan menurunkan produksi beras.
 
“Kami ingin memperbaiki dari dua sisi sekaligus, produksi panen dan stok cadangan. Keduanya saling mempengaruhi, kalau kualitas panen bagus, stok bisa disimpan lebih lama,” kata Darmin.