hermankhaeron.info – Partai Demokrat mengaku heran dengan sejumlah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang ‘kebakaran jenggot’ dalam menanggapi kritikan yang datang dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas kinerja Presiden Joko Widodo. Partai Banteng hanya bisa menyeruduk, tapi kalau disentil langsung ngamuk.
Tujuh kritikan SBY terhadap pemerintahan Jokowi ditanggapi sinis oleh sejumlah kader PDIP. Bukan berterimakasih atas kritikan dan masukan, kader Banteng justru menyerang balik SBY yang dianggap meninggalkan banyak masalah pada kepemimpinan Jokowi.
Juru Bicara Partai Demokrat Rico Rustombi menganggap, gaya berpikir kader PDIP sesat bila menagih prestasi seorang pemimpin dengan membebankan pada kepemimpinan masa lalu. Padahal, lanjut dia, Partai Demokrat saat masih berkuasa tidak pernah membebankan dan menyalahkan kepemimpinan presiden masa lalu saat mendapatkan banyak kritikan dari luar.”Bila kepada setiap Presiden kita beri privilege untuk mengeluhkan masa lalu sebagai penyebab kegagalannya, maka yang terjadi adalah unended regress,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Kalau cara pandang PDIP menyikapi kritik yang datang seperti itu, lanjut Rico, maka Demokrat bisa melakukan hal yang sama. “Tentu kami juga boleh bilang bahwa keberhasilan Pak SBYselama 10 tahun pemerintahannya harusnya bisa jauh lebih besar apabila Pemerintah Megawati tidak gagal dan meninggalkan banyak masalah,” tegasnya.
Lagian, lanjut dia, realitas yang tidak bisa dipungkiri dari kepemimpinan SBY dibanding Jokowi dan Megawati sangatlah jauh berbeda. Kata dia, fundamental ekonomi di era SBY sangat bagus.”Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6 persen. Debt to GDP ratio turun signifikan. Pendapatan perkapita naik. Belum lagi stabilitas politik dan keamanan berhasil dikelola dengan baik dalam keseimbangan dengan hak dan kebebasan sipil,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron. Ketua Komisi IV DPR ini mengaku aneh, bila masalah yang dihadapi pemerintah saat ini selalu dikaitkan dengan pemerintahan masa lalu.”Sangat salah jika ada yang menyalahkan bahwa ini warisan pemerintah sebelumnya, karena di pemerintahan SBY untuk pencapaian swasembada 5 komoditas pangan pokok: beras, jagung, kedelai, daging dapi, dan gula, tertata dengan baik dan ada roadmap-nya,” kata Herman dalam keterangan tertulisnya.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Syarief Hasan menegaskan, kritik dan saran yang dilakukan partainya tidak hanya kali ini saja. Sebagai partai penyeimbang, Partai Demokrat akan memberi masukan dan apresiasi sepanjang pemerintahan Jokowi-JK berjalan. “Kami akan bersikap seperti ini sampai 2019,” kata Syarief.
Syarief tidak mempermasalahkan banyak partai oposisi yang beralih menjadi pendukung Pemerintah. Anggota Komisi I ini yakin, dengan Demokrat sendirian, masukan dan kritik terhadap Pemerintah akan lebih jernih.”Kami akan nonblok, sendirian enggak masalah. Karena akan lebih jernih dan kita bisa memberikan masukan dengan baik,” kata Syarif.
Sebelumnya, politisi PDIP Arteria Dahlan mengatakan, SBY tidak bisa lepas tangan begitu saja terkait apa yang sedang dihadapi Indonesia saat ini. Karena, lanjut Arteria, Indonesia hari ini yang dipimpin Jokowi sedikit banyaknya adalah akibat dari pemerintahan sebelumnya yang dipimpin SBYselama 10 tahun.
Diakui Arteria, jika berbicara teori sebab akibat, harus dilihat terlebih dahulu causa-nya, dan lamanya memerintah serta kebijakan yang diterbitkan akan menjadi faktor penentu.”Sehingga tidak salah juga kalau ada pihak yang menyakatan bahwa Pak SBYdapat dianggap sebagai pihak yang turut berkontribusi atas perekonomian kita saat ini, bahkan perlu research untuk dapat menilai apakah berkontribusi dominan,” ujar Arteria.(RMO/MBB)
sumber : star berita