Kang Hero Panen Jagung dan Temu Lapang Pertanian Konservasi di Lombok Timur

Perkembangan sektor pertanian Indonesia menjadi satu-satunya di Asia Tenggara yang sukses menembus ranking 21 dunia versi EIU. Pujian pun mengalir deras.

Hasil kajian The Economist Intelligence Unit (EIU) yang menempatkan pembangunan pertanian Indonesia pada ranking 21 dunia (dari 131 negara), mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.

“Keberhasilan ini tak lepas dari upaya panjang menuju kedaulatan, kemandirian, ketahanan, dan keamanan pangan dari kinerja pemerintahan sebelumnya yang tidak terputus, dilanjutkan oleh pemerintahan saat ini,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron, melalui rilis Kementan, Selasa (4/7).

Herman menilai, kesuksesan itupun tak lepas dari kerja sama dari seluruh instansi terkait, baik di pemerintahan, DPR, pemerintah daerah (pemda), serta petani.

“Atas prestasi tersebut, (Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Kementan, red) pantas diberikan apresiasi,” ungkapnya.

Politisi Demokrat ini pun berharap, Menteri Amran dan segenap jajaran Kementan tidak berpuas diri dan terus meningkatkan kinerja ke depan, karena tantangan bidang pangan ke depan akan semakin berat.

Secara terpisah, Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir, berpendapat capaian signifikan tersebut membuktikan perkembangan sektor pertanian di Indonesia selaras dengan program pemerintah.

Riset EIU itu pun menjadi argumen tak terbantahkan untuk pihak-pihak yang selama ini mengkritisi kinerja pemerintah di sektor agraria dan pangan.

“Bagi yang masih meragukan sudah terjawab. Semuanya sudah sangat transparan sekali, bahwa Indonesia pertaniannya memang hebat,” kata Winarno.

Ketua Komite II DPD, Parlindungan Purba, menilai torehan positif dari lembaga internasional tersebut membanggakan Indonesia, karena capaian Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando Menteri Amran Sulaiman kini menjadi perhatian dunia.

“Ini berkat kerja keras pemerintah yang telah mulai membuahkan hasil yang menggembirakan,” jelas anggota DPD dari Sumatera Utara itu.

Parlindungan, mengatakan
Menteri Amran dan stafnya telah berhasil membina kerja sama dengan instansi terkait, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera), TNI, serta lainnya dalam masalah irigrasi dan sebagainya.

“Keberhasilan ini, karena koordinasi yang mantap,” ujarnya.

Seperti diberitakan, EIU menempatkan Indonesia di peringkat 21 dengan skor 50,77 setelah Brasil serta berada di atas Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, dan India.

Untuk sustainable agriculture, Indonesia bercokol di rangking 16 (53,87) setelah Argentina serta berada di atas China, Ethiopia, AS, Nigeria, Arab Saudi, Afrika Selatan, Mesir, Uni Emirat Arab, dan India.

Pada kategori ini, Indonesia mendapat skor tinggi pada ketersediaan sumber daya air yang melimpah, rendahnya dampak lingkungan sektor pertanian pada lahan, keanekaragaman hayati lingkungan, produktivitas lahan, serta mitigasi perubahan iklim.

Sementara itu, dari aspek food loss and waste, Indonesia bertengger di peringkat 24 (32,53) setelah Uni Emirat Arab dan berada di atas Arab Saudi. Indonesia termasuk dalam kategori sedang dalam upaya mengatasi masalah kehilangan makanan (food loss). ***

sumber: suarakarya