hermankhaeron.info – Pengamat pertanian Bustanul Arifin memperkirakan kenaikan harga bahan pangan menjelang puasa dan Lebaran hanya 10 persen. Kenaikan harga bahan pangan tersebut masih dinilai wajar sebab pasokan masih bisa mengimbangi permintaan yang melonjak.
“Kalau stok saya tanya, kata orang Bulog masih aman. Memang tidak melimpah tapi kalau hampir dua juta ton (stok beras) kabarnya ada. Jadi dengan kondisi sekarang menurut saya oke,” ujar Bustanul, dalam Forum Diskusi Publik: Arah Kebijakan Voucher Pangan di Restoran Bumbu Desa Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/5/2016).
Namun demikian, Bustanul mengingatkan pemerintah agar memberi perhatian lebih pada musim kering saat masa tanam padi meski tak meninggalkan perhatian pada saat puasa dan Lebaran. Pada November-Desember di saat masa tanam merupakan bulan yang kritis.
Menurutnya, masa kritis terjadi di bulan tersebut jika pemerintah tidak melakukan manajemen pasokan beras. Puncak panen terjadi pada Maret-April dari hasil tanam pada November-Januari. Sementara Oktober-Desember merupakan puncak dari musim kering.
“Kita khawatir kalau manajemen stok ini tidak berjalan dengan baik karena pasti ada kenaikan harga yang tajam. Kalau pemerintah antisipasi dengan baik, mungkin ada pergerakan yang tidak signifikan,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Herman Khaeron meminta pemerintah melakukan antisipasi menjelang puasa dan Lebaran. Caranya yakni dengan peningkatan produksi dan perbaikan rantai distribusi.
“Pengaturan harus disiapkan lebih pada H-7 dan H+7 karena biasanya di rentang ini semuanya dalam kondisi off, distribusi berhenti, para pelaku usaha berhenti. Bulog harus diberi kewenangan penuh untuk menjaga ketersediaan dan keterjangkauan pangan sehingga baik bagi fisik pangan maupun harga dapat dijangkau masyarakat,” papar dia.
Herman berharap pemerintah mengantisipasi kenaikan terhadap harga pada beras, daging serta ikan. Ketiga komoditas ini harus mencukupi kebutuhan, bila diperlukan maka komoditas bahan pokok ini dipersilahkan mengambil kuota impor.
“Ini akan jadi komoditas tahunan yang permintaannya akan sangat meningkat tinggi dan tentu suplainya harus juga disesuaikan dengan permintaan. Bahkan kalau memungkinkan alokasi kuota untuk daging yang dialokasikan untuk semester yang akan datang itu perlu ditarik untuk memenuhi Ramadan dan Idul Fitri ini,” tutup Herman.
sumber : metronews