hermankhaeron.info – Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan para petani, budidaya minapadi atau pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi di Indonesia pada tahun ini akan ditambah seluas 4.000 hektare. Sebagai salah satu daerah penghasil produksi perikanan minapadi terbesar di Indonesia, Provinsi Jawa Barat dinilai sebagai daerah yang potensial untuk budidaya minapadi.

“Tahun ini ada 4.000 hektare tambahan, di luar luas lahan minapadi yang sudah ada. Di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ada paketnya, ada 240 paket, yang menurut saya ini akan menjadi motivasi baru,” kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron di sela-sela kegiatan penyuluhan budidaya minapadi di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, Jalan Kayuambon, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 16 Maret 2017.

Berdasarkan data KKP, potensi pengembangan lahan minapadi di Indonesia meliputi sekitar 8,1 juta hektare. Akan tetapi, sejauh ini baru sekitar 1 persen lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya minapadi. “Jadi sebetulnya kesempatan ini sangat luas, tapi yang 4.000 hektare ini memang khusus disiapkan untuk minapadi, karena full paket. Namun, minapadi ini bisa saja dikembangkan di daerah-daerah lainnya,” kata Herman.

Jika program minapadi tersebut banyak diminati oleh masyarakat, lanjut dia, pemerintah juga sudah menyiapkan upaya khusus (upsus) pada lahan seluas sekitar 1,5 juta hektare. “Upsus yang 1,5 juta hektare bisa saja, karena misalkan penanaman pertaniannya dilakukan dengan sistem jajar legowo, yang kemampuannya cukup untuk minapadi, bisa saja dibantu melalui penambahan benih atau bibit ikan,” katanya.

Dia menilai, budidaya minapadi belum terlalu berkembang karena sebelumnya pemerintah terfokus pada peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai (pajale). “Sekarang, karena produktivitasnya sudah bagus, sudah tertata, fokusnya jadi bergeser buat meningkatkan pendapatan para petani. Soalnya, kalau dilihat dari data, pendapatan domestik bruto pertanian itu naik tajam, tapi nilai tukar petaninya turun. Berarti harus ada intervensi kegiatan lain, biar penghasilan petani meningkat,” tuturnya.

Herman menjelaskan, minapadi menjadi salah satu solusi untuk mengatasi persoalan kesejahteraan petani. Pasalnya, para petani juga akan mendapat nilai tambah melalui budidaya perikanan di lahan pertanian. “Karena dengan cara ini, berarti ada pendapatan lain yang dihasilkan petani, tidak sekadar dari hasil memanen. Namun, minapadi ini pun terbatas di daerah tertentu, karen minapadi butuh air,” ucapnya.

Kepala BBPP Lembang Bandel Hartopo menuturkan, minapadi dapat dikembangkan pada lahan pertanian dengan sistem irigasi dan non irigasi. “Kalau musim kemarau, tentunya yang cocok ialah pertanian yang punya irigasi teknis, yang airnya selalu ada dan bisa di-manage dengan baik. Di Jabar saya pikir kualitas airnya cukup bagus dan untuk perikanan juga cukup maju, jadi saya pikir minapadi sangat cocok diterapkan di Jabar,” katanya.

Dia berharap, penyuluhan minapadi di BBPP Lembang yang diikuti oleh para penyuluh pertanian dan perikanan dari berbagai daerah di Indonesia dapat merangsang pengembangan budidaya minapadi. “Melalui workshop ini, mereka bisa lebih yakin, kemudian diprogramkan, maka akan mendorong percepatan pengembangan budidaya minapadi. Dengan demikian, akan lebih banyak petani padi yang bisa mendapatkan nilai tambah dengan sekaligus menjadi peternak ikan,” katanya.***

sumber: pikiran-rakyat