Pilkada Indramayu, Cawabup Ratnawati Santuni Dhuafa dan Anak Yatim

Pilkada Indramayu, Cawabup Ratnawati Santuni Dhuafa dan Anak Yatim – Kontestasi politik lima tahunan pada Pilkada Indramayu tahun ini, dimanfaatkan salah satu Calon Wakil Bupati (Cawabup) Indramayu, Hj Ratnawati untuk berbagi santunan terhadap kaum dhuafa dan anak yatim. Pemberian santunan dipusatkan di kediaman Cawabup Ratnawati tepatnya di Desa Jatibarang Baru Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Kegiatan santunan Cawabup Ratnawati yang berpasangan dengan Calon Bupati Muhamad Sholihin (Sholawat) di Pilkada Indramayu ini, dihadiri pula Anggota DPR RI Fraksi PKB H Dedi Wahidi, Ketua DPD PKS Indramayu Tauhid, Ketua DPC Demokrat Sribudiharjo Herman dan pengurus Partai Hanura H Ahmad Fathoni.

Cawabup Indramayu, Hj Ratnawati dalam keterangan persnya, Minggu (27/9/2020), mengatakan, pemberian santunan kepada kaum dhuafa dan anak yatim sudah biasa dilakukan, bahkan sejak usia anaknya masih berumur dua tahun saat masih menempati rumah kecil di Bekasi. Ketika tahun 2002 lalu, saat anaknya akan berulang tahun, Hj Ratnawati ingin menyenangkan anaknya saat momentum ulang tahun.

Ketika itu, Ia mengundang kaum dhuafa dan anak yatim serta seorang ustadz yang juga masih kerabatnya saat di SMA untuk memberikan tausyiah. Rupanya, ustadz terkesan dengan kegiatan santunan dan berpesan agar dilakukan secara rutin. Sebab dengan berbagi terhadap kaum dhuafa dan anak yatim, maka doa-doa mereka termasuk yang mendapat ijabah Allah SWT.

“Momen ulang tahun itu kami dijadikan sarana pembelajaran bagi anak saya untuk berbagi dengan sesama,” kata Hj Ratnawati yang tak lain istri anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron.

Menurutnya, pemberian santunan kepada dhuafa dan anak yatim menjadi kegiatan rutin yang dilakukan, baik saat ada niat ataupun tidak ada niat. Termasuk salah satunya membangun masjid di wilayah Kecamatan Cadangpinggan Kabupaten Indramayu yang hampir selesai. Sementara lahan di belakang masjid, ingin dimanfaatkan pembelajaran hafidz secara gratis khususnya bagi anak-anak yatim dan dhuafa.

“Santunan itu bukan karena saya mencalonkan diri sebagai calon wakil bupati mendampingi Pak Sholihin di Pilkada Indramayu 2020, tapi jauh-jauh hari sudah kami lakukan,” tandasnya.

Dirinya mengaku, sejak berusia 17 tahun sudah menjadi anak yatim. Namun demikian, Ia bersama saudara-saudaranya dibimbing oleh kakeknya agar tidak mudah berpangku tangan dengan budaya menerima.

“Santunan ini merupakan motivasi bagi anak-anak yatim dan dhuafa bahwa kita juga bisa untuk memberi. Ibu saya janda dengan 7 orang anak, ibu tidak bekerja tapi beliau bisa menyantuni keluarga-keluarga yang tidak mampu. Ibunda contoh kongkrit bagi saya meski dalam kondisi susah namun masih bisa berbagi. Berbagi itu tidak saja dalam keadaan senang kami sudah dididik untuk berbagi meski dalam kondisi seadanya,” bebernya.

Ditanya jika terpilih apa akan membuat rumah yatim, Ia mengatakan, akan diskusikan dengan para pihak terutama dengan pasangan calon bupatinya. Namun apabila APBD memungkinkan, tidak saja anak yatim dan dhuafa tapi juga sepakat untuk memakmurkan masjid, sekolah atau madrasah swasta maupun pesantren.

Sementara itu Cabup Muhamad Sholihin membenarkan jika terpilih nanti akan memakmurkan masjid, memberdayakan guru ngaji, guru madrasah, dhuafa, anak yatim, fakir miskin dan orang tidak mampu. Mereka kata Ketua DPC PKB Indramayu ini, harus difasilitasi oleh APBD.

“Kami akan melaunching 3 kartu mulia. Pertama kartu untuk guru ngaji, dhuafa, fakir miskin dan orang tidak mampu. Kartu tani dan nelayan serta kartu kewirausahaan,”sebutnya.

Melalui tiga kartu mulia itu, sambungnya, menjadi wujud komitmen kedepan ingin memperhatikan masyarakat bukan hanya saat momentum seremonial, tapi dianggarkan dalam APBD.

Baca Juga :  Tanggapi Tudingan Politikus Hanura, Demokrat Beberkan Keberhasilan SBY di Bidang Ekonomi

“Kita sudah menghitung sekira Rp 100 miliar untuk kebutuhan guru ngaji, guru madrasah, imam masjid, mushola, petani maupun buruh nelayan. Mereka yang kurang berdaya kita support atau diberdayakan,tentu dengan dianggarkan di APBD secara kongkrit bukan incidental tapi secara simultan,” tegasnya.

Dia menegaskan, jika tiga kartu mulia itu akan dikaji dan dievaluasi untuk menjadi program pilihan Sholawat, sekaligus mencari simpati rakyat yang pada akhirnya menjadi implementasi program yang sesungguhnya.

“Saya tidak ingin membuat perda yang hanya sebatas menjadi mercusuar tapi implementasi nol. Kami mengkalkulasi, menghitung tentang kebutuhan bagaimana petani, buruh menjadi berdaya bagaimana guru ngaji, guru madrasah kesejahteraannya diperhatikan,” tekadnya.
Sumber : https://kumparan.com/