Herman Khaeron : Harga Bawang Di Petani Masih Rendah

hermankhaeron.info – Pemerintah diminta untuk memperbaiki tata kelola produk pertanian terutama pada komoditas bawang merah.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron mengatakan saat ini harga bawang merah di tingkat petani masih rendah hanya Rp8.000/kg, padahal di tingkat pedagang harga mencapai Rp24.000/kg.

“Harga di pasar jauh lebih tinggi. Oleh karena itu, manajemen pengelolaan harus diperbaiki,” ujarnya di Bandung, Senin (20/6).

Dia mengharapkan peran pemerintah dioptimalkan untuk memperbaiki manajemen pengelolaan pertanian, agar kesejahteraan masyarakat terus terkerek.

Menurutnya, harga bawang merah di tingkat petani masih bisa ditingkatkan mengingat kewenangan pemerintah masih kuat.

Dihubungi terpisah, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jabar menilai dari segi kualitas dan hasil produksi, bawang merah sudah dapat menjadi komoditas utama yang pasarnya dapat dikembangkan.

Ketua HKTI Jabar Entang Sastraatmadja mengatakan kualitas bawang merah dari Jabar seperti di Majalengka dan Cirebon sudah memiliki verifikasi yang cukup karena pengembangannya juga masih dari rantai pemasok utama yaitu Brebes, Jawa Tengah.

“Untuk menjadi komoditas utama agar memenuhi pasar lokal bahkan luar negeri, setidaknya itu harus mendapat arah kebijakan dari pemerintah.

Sayangnya selama ini komoditas bawang merah masih belum dan Kementerian Pertanian bahkan masih fokus pada padi, jagung, dan kedelai,” ungkapnya.

Menurutnya, bawang merah dapat menjadi produk agribisnis kemasan yang pengerjaannya secara bersamaan mulai dari produksi dan juga mempersiapkan pasar agar dapat menyasar konsumen yang tepat.

“Butuh integrasi juga, seperti menentukan siapa yang akan menjadi konsumen, karena dari segi kuantitas dan kualitas produksi semuanya sudah tidak menjadi kendala.” katanya.

sumber : bisnis.com

Pak Jokowi, Ini Ada Tantangan dari Anak Buah SBY

hermankhaeron.info – Politikus Partai Demokrat (PD) Herman Khaeron menantang pemerintahan Joko Widodo untuk bisa berbuat lebih baik ketimbang 10 tahun era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut Herman, tak semestinya pemerintahan saat ini selalu menyalahkan era SBY.

Herman mengatakan, saat SBY naik sebagai presiden menggantikan Megawati Soekarnoputri, kondisi perekonomian Indonesia justru lebih parah dari saat ini. Namun, kata Herman, saat itu SBY tak pernah menyalahkan era Presiden Megawati.

“Tapi Pak SBY memperbaikinya selama sepuluh tahun dan tak pernah mau menyalahkan karena pemerintahan sebelumnya sudah melandaskan sesuatu yang menurut saya tidak ada yang bertujuan jelek. Semua tujuan pemerintah baik, tinggal bagaimana pengelolaan saat ini dan selanjutnya,” katanya di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (13/6).

Sebaliknya, lanjut wakil ketua Komisi IV DPR itu, saat SBY menyerahkan kekuasaan kepada Jokowi -sapaan Joko Widodo- justru kondisi perekonomian sedang bagus. Buktinya,  pendapatan per kapita masyarakat Indonesia mendekati USD 4 ribu per kapita per tahun.

Karenanya, anak buah SBY di Partai Demokrat itu mengingatkan pemerintahan saat ini agar tidak selalu menyalahkan pendahulunya. Sebab, kondisi saat ini merupakan tanggung jawab pemerintahan sekaran.

“Kalau dipersoalkan masa lalu, apakah setelah menyalahkan SBY, terus menyalahkan menyalahkan Megawati lalu Gus Dur, Habibie dan terakhir menyalahkan Bung Karno dan Bung Hatta? Ini jangan jadi kebiasaan,” tegasnya.

Karenanya Herman mengharapkan pemerintah saat ini bisa menunjukkan kinerja dan prestasi. Ia menegaskan, tidak fair jika pemerintahan saat ini selalu menyalahkan masa lalu.

“Manusia punya kelebihan dan kekurangan, tapi jangan selalu menyalahkan. Justru tunjukkan bahwa pemerintahan ini mampu mengelola negara ini. Pemerintah sekarang ini kok kesannya selalu mengklaim sesuatu yang menjadi keberhasilannya tapi kemudian melempar pada setiap kesalahan. Tidak fair dan masa depan itu bergantung pada masa ini,” jelasnya.(fas/jpnn)

sumber : jpnn