Herman Khaeron Tinjau Langsung Kebakaran Hutan Lereng Gunung Ciremai

hermankhaeron.info – Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron meninjau kebakaran hutan di lereng Gunung Ciremai yang terjadi pada Kamis (21/09/2017) lalu. Kejadian tersebut menghanguskan lahan lebih dari 40 hektar.

Dengan ditemani Dirjen KSDAE Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Wiratno, Herman Khaeron melihat langsung lokasi kebakaran hutan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) di Blok Batu Saeng, Dusun Bina Karya (Pekuncen) Desa Kaduela Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Herman Khaeron mengapresiasi peran serta masyarakat sekitar yang tanggap terhadap kebakaran hutan. Walaupun api berhasil di padamkan setelah delapan jam, kini belum sepenuhnya dinyatakan aman.

Karena, memasuki hari ke-3 setelah kebakaran masih banyak kepulan asap dan bereberapa titik api dibawah batu. Api dibalik batu, walaupun kecil tapi memiliki potensi bahaya yang besar.

“Setelah berbicara dengan petugas TNGC, katanya masyarakat disini ikut membantu pemadaman api. Ini kan luar biasa,” kata Herman saat ditemui saat kunjungannya ke awasan TNGC, Kuningan, Jawa Barat, Minggu (24/9/2017).

Politisi Demokrat ini mengatakan, penanganan kebakaran hutan tidak hanya dilakukan ketika bencana itu terjadi, tetapi tindakan pencegahan pun perlu ditingkatkan.

“Vegetasi di sekitar, rawan terbakar saat musim kemarau dan medannya berat sekali karena berbatu-batu, ini pasti mempersulit pemadaman api,” ujarnya.

Menurutnya, pengelolaan kawasan sekitar dijadikan objek pariwisata sangat penting untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan.

“Wisata Batu Luhur ini lingkungannya sangat terawat dengan baik. Padahal, objek wisata ini dekat sekali dengan lokasi kebakaran. Kita bisa lihat, pariwisata dapat mencegah kebakaran, karena masyarakat sekitar ikut mengelola, dan manfaat ekonominya pun cukup tinggi,” terangnya.

Ditempat yang sama, Petugas Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Darsono mengatakan, setelah kebakaran padam kini masih ada yang harus diwaspadai yakni kepulan asap dan api kecil dibawah batu.

“Masih ada asap, ternyata ketika kita cek ke lokasi di bawah batu itu masih ada api,” katanya, Minggu (24/05)

Ia melanjutkan, api lama yang tersisa di bawah batu itu tersebar di beberapa titik karena kebakaran yang terjadi pun tersebar kurang lebih di 4 titik.

“Di setiap titik kami temukan dan langsung dipadamkan, dan kalau ada asap sekecil apapun itu juga kita padamkan. Karena, kalau tidak cepat-cepat diamankan api-api kecil itu berpotensi menimbulkan kebakaran lagi,” ucapnya.

Namun, pemadaman sisa api itu bukan tanpa kendala, ia mengaku, keterbatasan alat sempat menyulitkan proses pemadaman.

“Api itu kan adanya dibawah batu, mengangkat batunya yang sulit. Karena kita hanya mengandalkan tangan dan peralatan yang ada,” tutupnya.(yn)

sumber : teropongsenayan