Banyak Kawasan Hutan Beralih Fungsi Jadi Sawah dan Ladang

hermakhaeron.info – Wakil Ketua Komisi IV dari Fraksi Demokrat Herman Khaeron mengkhawatirkan dampak kekeringan akan mengancam produktivitas petani. Pemerintah perlu mempercepat pembangunan bendungan dan embung di tiap desa. 

“Kekhawatiran kekeringan ini sejalan dengan musim lalu yang hujannya banyak. Hampir setahun musim basah. Dikhawatirkan ini sudah mulai keringnya agak panjang,” kata Herman, kepada Republika, Rabu (13/9).

Herman mengkhawatirkan, kekeringan ini dapat menyebabkan turunnya produktivitas petani. Meskipun, ia mengatakan pemerintah sudah melakukan antisipasi awal dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada. Hampir 20 ribu pompa air sudah dibagikan pada tahun ini. Tahun sebelumnya juga ada pembagian pompa dalam jumlah hampir sama. 

Pembagian pompa ini diharapkan bisa mengisi kekurangan air di daerah-daerah produksi. Selama di lokasi itu masih ada sumber air, Herman meminta agar pemerintah segera mendistribusikan pompa air supaya paling tidak menyelamatkan masa tanam atau tidak terjadi gagal panen akibat kekeringan. 

Herman menambahkan, pemerintahan Jokowi menargetkan pembangunan seribu embung hingga 2019. Pembangunan embung dilakukan berbasis desa. Pemerintah juga memanfaatkan tanah-tanah desa atau tanah bengkok untuk embung. 

Dalam perencanaan anggaran tahun, ia menyatakan akan mendorong lebih banyak embung lagi di daerah-daerah rawan kekeringan untuk antisipasi musim kering yang terlalu lama. “Ini menjadi perhatian kami dengan Kementerian Pertanian untuk menyiapkan embung lebih banyak lagi pada daerah-daerah endemik kekeringan,” kata Herman.

Herman mengatakan Komisi IV DPR juga sudah membicarakan di anggaran tambahan 2017 kemarin agar dibuatkan sumur-sumur artesis atau sumur air dalam di daerah-daerah tertentu. Hal itu seperti yang dilakukan di India. “Pilot projectnya sudah dilakukan di daerah-daerah yang sumber airnya agak sulit, kita mencoba dengan pemerintah untuk memulai pemanfaatan sumber air dalam,” kata dia. 

Menurut Herman, pemerintah telah menargetkan pembangunan dan perluasan beberapa bendungan selama masa pemerintahan Joko Widodo ini. Meski, 60 persen bendungan masih bersifat tadah hujan. Target pembangunan bendungan selama 2015-2019 sebanyak 65 bendungan. Dari jumlah itu, tujuh bendungan sudah dirampungkan hingga akhir 2016.

Ketujuh bendungan itu adalah Bendungan Jatigede, Bendungan Bajulmati, Bendungan Nipah, Bendungan Titab, Bendungan Paya Seunara, dan Bendungan Teritib. Sementara itu, pada 2017 ditargetkan tambahan tiga bendungan selesai yaitu Bendungan Raknamo, Bendungan Tanju, dan Bendungan Marangkayu.

Hingga akhir 2019, pemerintah menargetkan pembangunan 29 bendungan selesai, sehingga, menambah tampungan air sebanyak 2 miliar meter kubik. Perluasan bendungan Jatigede di Jawa Barat, Herman mengungkapkan, direncanakan bisa menambah 90 ribu hektare luas area yang diairi.

“Memang kuncinya adalah di bendungan karena embung ini airnya tidak cukup banyak. Volumenya yang diperbanyak. Volume diperbanyak pun nanti juga akan mengurangi ketersediaan lahan pertanian. Fokus terhadap pembangunan bendungan ini tentu harus terus dipercepat,” kata Herman. 

Dosen Pascasarjana Prodi Studi Ilmu Lingkungan di Universitas Indonesia, yang juga Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan defisit air dan kekeringan telah menjadi isu global. Satu dari empat orang di dunia kekurangan air minum dan satu dari tiga orang tidak mendapat sarana sanitasi yang layak (Bouwer, 2000). 

Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah mengalami defisit air sejak tahun 1995. Hampir setiap tahun kekeringan berulang, bahkan saat musim kemarau normal seperti tahun 2017 ini. 

“Saat ini lebih dari 3,9 juta jiwa masyarakat yang bermukim 2.726 desa di 715 kecamatan dan 105 kabupaten/kota di Jawa dan Nusa Tenggara mengalami kekeringan. Sebagian besar mereka mengalami kekeringan setiap tahunnya,” kata Sutopo. 

Menjelang 2025, sekitar 2,7 milyar orang atau sekitar sepertiga populasi dunia akan menghadapi kekurangan air dalam tingkat yang parah. Sejak awal sudah diprediksikan, bahwa pada abad 21 air akan menjadi isu besar dunia dan penyebab timbulnya konflik, jika tidak segera diatasi secara menyeluruh. 

Secara nasional, ketersediaan air masih mencukupi, bahkan sampai dengan proyeksi tahun 2020 ketersediaan air masih mencukupi untuk pemenuhan seluruh kebutuhan air, seperti untuk kebutuhan rumah tangga, perkotaan, irigasi, industri dan lainnya. Namun secara per pulau, ketersediaan air yang ada sudah tidak mencukupi seluruh kebutuhan khususnya di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Sutopo memprediksi krisis air ini akan makin meningkat di masa mendatang. Bertambahnya jumlah penduduk otomatis kebutuhan air makin meningkat. Ironisnya kerusakan daerah aliran sungai, degradasi lingkungan, makin berkurangnya kawasan resapan air, tingginya tingkat pencemaran air, rendahnya budaya sadar lingkungan, dan masalah lainnya juga menyebabkan pasokan air makin berkurang. 

“Daya dukung lahan telah terlampaui sehingga pengelolaan sumber daya air menjadi lebih rumit. Kekeringan adalah resultan dari permasalahan lingkungan di bagian hulu dan hilirnya. Perlu upaya yang terpadu dan berkelanjutan untuk mengatasi hal ini,” kata Sutopo.

sumber: republika

Kang Hero Hadiri Pengukuhan 6058 Orang CPNS Penyuluh Pertanian

hermankhaeron.info – Bagi 6.069 Tenaga Harian Lepas – Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP), Selasa (11/4) menjadi hari yang sangat bersejarah.

Pasalnya, setelah sekian lama berjuang untuk diangkat menjadi abdi negara, akhirnya para penyuluh ini diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil.

Hal itu ditandai dengan penyerahan formasi dan hasil seleksi kompetensi dasar (SKD) CPNS penyuluh pertanian. Secara simbolis, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kepada 441 bupati/walikota selaku pejabat pembina kepegawaian (PPK).

“Ini adalah perjuangan yang panjang kita lalui bersama,” kata Andi Amran dalam sambutannya di Alun-alun Bung Karno, Desa Kali Rejo, Ungaran, Kabupetan Semarang, Jawa Tengah.

Turut dalam acara penyerahan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wakil Ketua Komisi IV yang membidangi pertanian masing-masing Herman Khaeron.

Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron mengapresiasi Mentan yang merespons dengan cepat perjuangan DPR bersama penyuluh THL. Menurutnya, Kementan telah mendorong peran penyuluh THL sebagai pasukan organik yang senantiasa ada di tengah petani sehingga pembangunan pertanian saat ini mengalami kemajuan.

“Untuk itu, etos kerja penyuluh THL yang statusnya sudah menjadi CPNS, harus mampu meningkat dan gigih meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani,” ujar Herman.

Seleksi CPNS Penyuluh Pertanian dilaksanakan 3-6 Oktober 2016. Seleksi ini khusus diperuntukkan bagi THL-TBPP yang direkrut tahun 2007, 2008, dan 2009 dengan keputusan Menteri Pertanian Nomor 117/KPTS/KP.100/2/2016 dan Nomor 392/KPTS/KP.100/6/2016.

“Dari 7.684 yang diusulkan, ternyata yang memenuhi syarat untuk mengikuti seleksi sebanyak 6.069 orang,” kata Andi Amran.

Andi Amran pun berharap dengan diangkatnya menjadi CPNS, penyuluh pertaniaan bisa meningkatkan kinerja dan kualitas serta profesionalisme demi menunjang peningkatan produksi pangan.

sumber : jpnn

Kang Hero Bersama Penyuluh Pertanian

Kang Hero Bersama Penyuluh Pertanian

Hero Center Salurkan Sembako untuk Korban Banjir

hermankhaeron.info – Banjir yang melanda wilayah timur Kabupaten Cirebon beberapa hari lalu, menyedot perhatian semua kalangan untuk turut memberikan bantuan kepada para korban banjir.

Tak terkecuali pihak Hero Center Kabupaten Cirebon, juga turut menyalurkan bantuan kepada para korban banjir di beberapa desa yang ada di Kecamatan Astanajapura, Pangenan, dan Gebang, pada Minggu (19/2/2017).

Ketua Hero Center Kabupaten Cirebon, Winadi Al Awi menyampaikan, bantuan berupa sembako untuk para korban banjir tersebut merupakan pemberian dari anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron yang ikut peduli melihat kondisi banjir kemaren di dapilnya.

Dengan bantuan sembako yang telah disalurkan tersebut, pihaknya pun mengharapkan mampu untuk memperingan beban yang telah diderita para korban banjir di wilayah timur Kabupaten Cirebon. “Mudah-mudahan pemberian bantuan dari Pak Herman Khaeron ini, dapat memeringan beban para warga yang beberapa hari lalu dilanda musibah banjir,” kata Awi.

Dalam kesempatan pemberian bantuan di Kecamatan Astanajapura, anggota DPRD Kabupaten Cirebon Fraksi Partai Demokrat, H Akyas Safitri menyampaikan, dirinya sangat berterima kasih atas kepedulian Herman Khaeron terhadap para korban banjir khususnya yang ada di dapilnya.

“Semoga bantuan sembako yang telah diberikan Pak Herman Khaeron ini bisa bermanfaat bagi warga kami, khususnya yang ada di Desa Buntet dan Kanci,” kata Akyas.

Pemberian bantuan berupa sembako tersebut diberikan langsung secara simbolis baik kepada para kuwu di masing-masing desa yang mendapatkan bantuan, maupun langsung kepada warga yang menjadi korban banjir beberapa hari lalu.

“Alhamdulillah, terima kasih sudah ada yang peduli pada kita. Bantuan sembako ini tentunya sangat bermanfaat bagi saya,” kata salah seorang warga Desa Buntet, Kecamatan Astanajapura usai diberi sembako