Mewabahnya virus Corona di Indonesia telah berimbas ke seluruh sendi kehidupan. Selain kehidupan sosial yang terdampak, sektor ekonomi juga tertekan.
“Nilai tukar rupiah melemah, daya beli masyarakat menurun, dan sektor industri terganggu. Situasi ini seolah-olah datang dengan begitu cepat dan mengancam terjadinya krisis yang lebih dalam,” ucap anggota Komisi VI DPR, E Herman Khaeron, dalam keterangan yang diterima redaksi, Senin (6/4).
Politisi Partai Demokrat ini menyebut, saat ini, mungkin hanya beberapa industri yang masih bertahan dengan market yang besar. Seperti industri alat kesehatan, farmasi, dan mamin (makanan dan minuman). Karena hasil industry ini sangat dibutuhkan dalam situasi penanganan Covid 19 saat ini. Sedangkan industri lainnya, melebah. Banyak karyawan sudah dirumahkan.
Dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR, kata Herman, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan 19 usulan paket stimulus dan kebijakan tambahan sektor industri yang menjadi pilihan pemerintah. “Saya berpendapat bahwa pilihan stimulus ini tidak boleh mengorbankan sektor/korporasi lainnya,” kata salah satu orang kepercayaan SBY dan AHY ini.
Herman mencontohkan seperti pembelian gas dari PGN yang minta dipatok pada rate nilai tukar Rp 14.000 per dolar AS, keringanan pembayaran/subsidi listrik bagi industri terdampak, dan penundaan pembayaran tarif PLN. “Ini akan mengganggu kinerja PGN dan PLN yang juga terdampak dengan situasi ini,” terangnya.
Politisi asal Cirebon itu mengakui, memang menjadi pilihan pemerintah, mana yang akan menjadi prioritas dalam situasi krisis. “Pemerintah harus cepat mengambil keputusan dalam menentukan manajemen krisis dan mitigasi agar dapat mengantisipasi terhadap krisis yang lebih jauh, yang kita juga belum tahu sampai kapan wabah Covid-19 dan dampaknya terhadap sektor ekonomi berakhir,” tutupnya. [USU]
sumber: rmco