Anggota Komisi VI DPR, E Herman Khaeron, merasakan betul, mewabahnya virus Corona berdampak terhadap ekonomi di seluruh negara. Termasuk bagi Indonesia. Gara-gara Corona, nilai tukar rupiah melemah, inflasi naik, dan potensi pertumbuhan ekonomi turun. Semuanya juga sangat berdampak terhadap pendapatan dan daya beli masyarakat.
“BUMN juga terdampak dengan situasi saat ini, meski sebelum ada wabah virus Corona kondisi dan performa beberapa BUMN sedang kurang baik,” ucap politisi Partai Demokrat ini, Senin (6/5).
Di awal sidang masa periode ini, lanjut Herman, Menteri BUMN, Erick Thohir, telah menyampaikan roadmap-nya di Komisi VI DPR. Di dalamnya Erick menargetkan dapat meningkatkan deviden 2020 sebesar 50 persen dari perolehan deviden 2019. Namun, dalam rapat pekan lalu, dengan situasi ekonomi global dan nasional seperti saat ini, deviden justru akan turun sebesar 50 persen dari perolehan 2019. Yang berarti, hampir seluruh BUMN akan menurun pendapatannya.
Atas situasi ini, tambah politisi asal Cirebon itu, Kementerian BUMN melakukan pemetaan berdasarkan portofolio BUMN. Hasilnya, 9,1 persen dipertahankan dan dikembangkan, 6,3 persen dilakukan transformasi, 68 persen melakukan konsolidasi, 8,2 persen diutamakan untuk pelayanan publik, dan 8,2 persen divestasi dan bermitra.
“Artinya, akan ada perampingan BUMN agar lebih efisien dan efektif untuk menghasilkan laba, selain melaksanakan penugasan pemerintah,” terang salah satu orang dekat SBY dan AHY ini.
Sebagai contoh, kata Herman, Bulog yang dulu survive dan memperoleh laba dengan melaksanakan penugasan Raskin/rastra, setelah berubahnya penugasan terus menurun. Dalam situasi seperti sekarang, Bulog menghadapi tekanan utang jangka pendek karena kekurangan kas dan inventory yang menumpuk.
PLN, kata Herman, ikut akan terdampak dengan pelemahan nilai tukar rupiah dan subsidi yang naik signifikan. BUMN karya juga demikian, akan menghadapi masalah.
“Memang berat, namun demikian kami tetap optimis dan mendorong agar Menteri BUMN melahirkan strategi dan cara menghadapinya. Serta mempersiapkan manajemen risiko dan mitigasi yang tepat agar bisa menjaga kinerka BUMN dan bahkan ke depan meningkatkannya,” pungkas Herman. [USU]