dr. Ratnawati menerima penghargaan sebagai pembina UMKM di Cirebon dan Indramayu. Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi terhadap keberhasilan dalam mempromosikan, mendorong peningkatan kualitas produk, serta membangun ekosistem UMKM.
Penghargaan sebagai pembina UMKM di Cirebon dan indramayu, yang diberikan oleh salah satu media televisi lokal inj, didasarkan kiprahnya melalui Yayasan Mitra Sehati selama membina ratusan UMKM.
dr. Ratnawati mengatakan, penghargaan inj sebagai penyemangat untuk terus membantu perekonomian masyarakat melalui UMKM.
“Kita tahu semenjak pandemi, roda perekonomian melambat, berbagai upaya kami lakukan untuk membantu masyarakat, melalui UMKM menciptakan inovasi mendorong laju ekonomi,” tutur wanita yang pernah menyandang dokter teladan pada tahun 1998.
dr. Ratnawati menambahkan, membangkitkan kembali perekonomian masyarakat setelah pandemi adalah melalui produk UMKM. Salah satunya dengan membantu pembiayaan, bantuan peralatan, perizinan, serta pelatihan.
“Ekonomi bangkit melalui UMKM, masyarakat dilatih untuk mampu mendesain dan branding, marketing digital, serta penguatan manajemen UMKM lainya. Sehingga mampu mengembangkan usaha,” kata Istri dari anggota DPR RI, Herman Khaeron itu.
Selain itu, dr. Ratnawati, juga mewujudkan mimpi pelaku UMKM untuk memasarkan produknya, dengan mengelar pameran-pameran tertentu di wilayah Cirebon maupun kota-kota besar, seperti Surabaya dan Jakarta.
“Kami selalu mengikutsertakan UMKM binaan untuk mengikuti pameran baik di wilayah Cirebon maupun di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Dalam waktu dekat juga akan ikut serta dalam pameran di Cirebon,” ujarnya, Minggu (31/7).
Saat ini, UMKM selalu tertinggal, padahal UMKM adalah jangkar perekonomian bangsa dan perwujudan ekonomi kerakyatan. Ratnawati juga berencana melebarkan untuk membina UMKM se-Jawa Barat.
“Dengan penghargaan ini, tentu mencambuk saya agar lebih efektif dan lebih luas lagi membina UMKM, tentunya sepirit saya UMKM bisa lebih maju, omzetnya meningkat, dan berjaya di negerinya,” pungkasnya. (Dede Adhitama)
sumber: rmol