Diskusi Empat Pilar MPR RI

Diskusi Empat Pilar MPR RI – Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan (kiri) bersama Anggota MPR RI dari F Demokrat Herman Khaeron (kedua kiri), Anggota MPR RI dari F PDIP Hendrawan Supratikno (kedua kanan) dan Rektor Universitas Paramadina Firmanzah menjadi pembicara dalam Diskusi Empat Pilar tema “Optimalisasi

Baca Juga : Optimalisasi UMKM di Tengah Pandemi, Semua Pihak Harus Berperan

Pemberdayaan UMKM di Tengah Pandemi” di Media Center gedung Parlemen Senanyan Jakarta, Senin, 31 Agustus 2020. Menurut Herman Khaeron, dalam Covid-19 ini kita selalu diberikan kekuatan dan tentu diberkahi dan ngalir terus, sebab yang terjadi bukan hanya krisis covid tetapi juga berimbas kepada krisi ekonomi

Sumber : https://www.beritasatu.com/

Optimalisasi UMKM di Tengah Pandemi, Semua Pihak Harus Berperan

Optimalisasi UMKM di Tengah Pandemi, Semua Pihak Harus Berperan – Anggota MPR Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi menjadi penopang pertumbuhan ekonomi, termasuk di tengah masa pandemi Covid-19. Herman menegaskan bahwa UMKM dan koperasi merupakan pilar perekonomian bangsa. “UMKM dan koperasi itu menjadi pilar utama dalam menopang ekonomi nasional, meskipun barangkali bukan faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi,” kata Herman dalam diskusi Empat Pilar MPR bertajuk “Optimalisasi Pemberdayaan UMKM di Tengah Pandemi” di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (31/8). “UMKM merupakan jangkar perekonomian,” tegas anggota Komisi VI DPR itu.

Kendati demikian, Herman mengatakan ada ketimpangan dalam pertumbuhan UMKM dan perusahaan besar. Herman mengatakan data yang menyebut jumlah sektor itu mencapai 27 juta hingga 60 juta perlu terus untuk di-update. “Jumlah UMKM kita mencapai puluhan juta,” ujarnya.

Baca Juga : 50 Juta KK Petani Tidak Tersentuh Program Jaring Pengaman Sosial di Tengah Pandemi Covid-19

Lebih lanjut Herman menuturkan, krisis yang terjadi pada 2020 ini berbeda dengan 1998. Menurutnya, pada 1998, yang terpukul hanya pada sektor perekonomian. Saat ini yang terdampak tidak hanya sektor ekonomi tetapi juga kesehatan. Dia menegaskan bahwa kondisi seperti ini dialami seluruh negara di dunia. Baca Juga: Dorong Bisnis UMKM, GoJek Perluas Jangkauan GoSend Ia menjelaskan di tengah krisis ekonomi 1998, masyarakat masih bisa jalan-jalan, berbincang-bincang dengan tetangganya, serta melakukan bebagai aktivitas lainnya. Namun, aktivitas seperti itu tidak bisa dilakukan oleh masyarakat pada masa sekarang. “Antartetangga pun sudah saling curiga, jangan-jangan menularkan Covid-19,” ungkapnya.

Sumber : https://www.jpnn.com/

Fraksi Demokrat mendukung relokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 untuk penanganan pandemi virus corona Covid-19.

Fraksi Demokrat mendukung relokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 untuk penanganan pandemi virus corona Covid-19. Wakil Ketua Fraksi Demokrat, Herman Khaeron mengatakan masyarakat menginginkan agar APBN dimanfaatkan untuk penanganan Covid-19.

“Sesuai dengan kebijakan Fraksi Demokrat, rekomendasinya bahwa kami mendukung untuk melakukan perubahan APBN agar ada sesegera mungkin realokasi anggaran yang kita fokuskan untuk penanganan virus corona ini,” kata Herman dalam rapat paripurna pembukaan masa persidangan III tahun 2019 – 2020, Senin, 30 Maret 2020.

Kita harus bersama, bersatu, dan sesegera mungkin kita bisa menuntaskan melawan virus corona

Anggota DPR dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat VIII ini mengatakan, Fraksi Partai Demokrat juga membuat kesepakatan untuk memberikan perhatian khusus terhadap persoalan corona. Tujuan dari kesepakatan ini untuk segera menyelesaikan permasalahan yang berdampak besar bagi banyak orang.

Sebelumnya saran lain datang dari Politisi Golkar. Untuk mengatasi dampak Covid-19 terhadap perekonomian nasional, anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Golkar, Puteri Anetta Komarudin menyarankan adanya kolaborasi inovatif lintas sektor.

Putri mengajak pelaku usaha untuk mulai menyusun strategi kolaborasi inovatif lintas sektor industri. Hal itu perlu dilakukan untuk menghadapi tantangan pelemahan ekonomi yang diakibatkan pandemi virus corona.

“Belajar dari inisiatif industri otomotif dunia seperti Ford, General Motors, dan Tesla, kerja sama lintas sektor teknologi dan engineering dilakukan untuk mendukung proses produksi industri alat kesehatan yang memang sedang berupaya memaksimalkan produksi alat kesehatan esensial,” kata Puteri kepada Tagar, Kamis, 26 Maret 2020.[]

sumber: tagar.id